BAB
II
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberi
petunjuk dan kekuatan kepada kami, sehingga kliping, “Contoh Macam Konflik” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kliping ini
disusun dan dibuat berdasarkan kejadian-kejadian nyata yang terjadi di sekitar
kita, serta disesuaikan dengan materi-materi kompetensi pembelajaran yang ada.
Adapun maksud dan tujuan materi-materi tersebut adalah untuk dapat menambah
pengetahuan serta wawasan penyusun dan pembaca lainnya dalam belajar memahami
masalah konflik, juga untuk mendewasakan diri dalam menghadapi konflik secara
nyata yang bisa timbul kapan saja.
Sepenuhnya kami
menyadari, bahwa hasil akhir dari pada penyusunan kliping ini tentunya masih
jauh dari kata sempurna, oleh karenanya kami selalu mengharap dan menerima
kritik serta saran dari para pembaca sekalian demi perbaikian penyusun
kedepannya.
Akhirnya dengan
kelegaan hati, penyusun ucapkan selamat membaca kepada pembaca pada umumnya.
Terimakasih.
PENDAHULUAN
A.PENGERTIAN KONFLIK
Pengertian konflik
yang paling sederhana adalah saling memukul(configere),secara lebih luas
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih yang
berusaha bersaing dengan cara
menyingkirkan atau menghancurkan pihak lawan.Sebagai proses sosial konflik
dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa oleh individu yang
terlibat dalam suatu interaksi.
Konflik sosial dapat
diartikan menjadii dua hal,yaitu: 1.Perspektif/sudut pandang yang menganggap
konflik selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur
sosial ; 2.Konflik sosial merupakan pertikaian terbuka seperti
perang,revolusi,pemogokan,dan gerakan perlawanan.
Bentuk-bentuk konflik
mmenurut Lewis A.Coser: 1.Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari
kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntunan yang terdapat
dalam hubungan sosial,misalnya adanya pemogokan buruh tmelawan majikanya ;
2.Konflik non realstis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan
persaingan yang antagonis melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk
meredakan tegangan,misalnya upaya mencari kambing hitam yang sering terjadi
dalam masyarakat atau balas dendam menggunakan ilmu ghoib.
Faktor-faktor yang
menyebabkan konflik:
1.Perbedaan individu
2.Perbedaan latar
balakang kebudayaan
3.Perbedaan
kepentingan
4.Perubahan nilai
yang cepat
Menurut Ursula
Lehrn(1980)kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulakan konflik antara
lain:konflik dengan orang tau sendiri,konflik dengan anak-ank sendiri,konflik
dengan sanak keluarga,konflik dengan orang lain,konflik antara suami dengan
isteri,konflik disekolah,konflik dalam pemilihan pekerjaan,konflik agama,dan
konflik pribadi.
1.Konflik Indonesia VS Malaysia
Terdengar suatu yang
biasa jika kita melihat kata dari judul diatas, entah karena ulah si Indonesia
atau si Malaysia, namun sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, saya
belum pernah merasakan suatu pemicu perang dingin yang dibuat oleh Indonesia,
semua berasal dari Malaysia. Mulai dari perebutan ambalat, malaysia meng-klaim kesenian reog
ponorogo sebagai kesenian asli malaysia,
malaysia memasukkan tari pendet dalam iklan pariwisatanya, penganiayaan dan
pembunuhan TKI, kasus manohara, dan pencurian sumber daya alam baik itu pulau
maupun lautan merupakan penyebab konflik kedua negara ini. Penghadangan dinas
kelautan yang baru kali ini terjadipun telah membuat panas hubungan kedua
negara, ditambah lagi pelemparan tahi (kotoran manusia) ke gedung Kedutaan
Besar Malaysia di Indonesia.
Merupakan topik yang
panas di forum-forum yakni perdebatan antara warga Indonesia dengan warga
Malaysia, mereka saling ejek mengejek menjunjung tinggi negaranya
masing-masing. Beberapa ejekan yang sangat menyayat hari adalah ditemukannya
blog asal Malaysia yang menghina secara dalam warga Indonesia. Blog ini saya
temukan di blognya mas Bunglon yang beralamatkan di :http://indonbodoh.blogspot.com
Saya harap seluruh
blogger maupun warga Indonesia khususnya untuk mengunjungi dan membaca seluruh
tulisan yang ada dalam blog tersebut. Saya pribadi sama sekali tidak terima
dengan semua kata-kata yang ada didalamnya. Dalam chatting dengan warga
Malaysia, teman saya pernah diejek bahwasanya “Indonesia adalah warga buruh dan
akan menjadi buruh untuk selama-lamanya” Para
warga di Kalimantan utara merasa bahwa mereka dianak tirikan dan tidak
diperhatikan oleh pemerintah Indonesia sehingga kebanyakan mereka menyekolahkan
anaknya dan berbelanja kebutuhan sehari-hari di negara tetangga. Mereka
berjanji tidak akan pernah ikut pemilu untuk selama-lamanya karena siapapun pemimpin
yang mereka pilih tidak pernah peduli akan kemakmuran rakyat di daerah
tersebut. Siapa yang salah kali ini? Saya
tidak ingin memperpanas suatu keadaan yang sudah panas karena saya bukanlah
orang yang bijak. Saya hanya ingin mengajak kedua belah pihak untuk
berpikir. Kita ini manusia diciptakan lengkap dengan akal dan pikiran,
bisakah kita menghargai Negara lain, kita sama-sama hidup di dunia ini dan kita
bukanlah zat yang terkuat di dunia ini. Tidak semua masalah dapat diselesaikan
dengan perang dan perang, adu senjata, bunuh membunuh, menyiksa satu sama lain
ataupun salah satu pihak masih banyak cara yang mulia yang dapat kita gunakan.
Gunakanlah Otakmu!
Sesuatu yang patut
dipertimbangkan bagi kedua belah pihak adalah :1.Setiap perselisihan antar
negara hendaknya diupayakan dengan jalan negosiasi; 2.Bila negosiasi bilateral
menjadi buntu, maka perlu dilibatkan pihak ketiga, apakah itu PBB, negara
perantara, dsb; 3.Perlunya kekuatan militer yang signifikan agar menjadi daya
penggetar bagi negara tetangga maupun negara manapun untuk tidak memulai
konflik dengan negara kita.
“Hanya sebuah opini”
Sumber gambar : http://deka.web.id
2.Contoh Konflik
Antar Individu
Kali
ini saya akan menulis blog tentang konflik,dan contoh konflik yang angkat kali
ini yaitu tentang konflik antar individu. Dahulu..dilingkungan saya,saya
mempunyai 2 orang teman sebut saja dia si “A” dan si “J”.Si A tinggal di depan
rumah saya dan si J tinggal di sekitar 50 meter dari rumah saya.Sebenernya kali
ini saya tidak akan menceritakan konflik antara kedua anak ini tetapi saya akan
menceritakan konflik antara kedua orang tuanya! Hahaha.Mengapa kedua jadi orang
tuanya yang ribut? Penasaran kan sama ceritanya? Berikut ini adalah ceritanya :
Sudah sering kali saya mendengar keributan di depan rumah saya,dan orangnya
pasti dia-dia lagi(orang tua si A dan J).Akan tetapi,saya tidak akan
menceritakan konflik semuanya dan saya akan mengambil salah satu saja. “Cerita
ini saya ambil sekitar 5 tahun yang lalu.Pada saat itu saya dan teman-teman
saya akan membuat kostum futsal ,dan kebetulan sekali yang memegang uangnya itu
si A.Dan hari demi hari berlalu sampai 1 bulan lamanya baju itu tidak kunjung
jadi .Saya pun bersama teman teman saya yang lain mencoba bersabar dan tidak
berpikiran yang macam terhadap si A.Akan tetapi si J tiba-tiba mengeluarkan
suatu pendapat yang sangat pedas bahwa kata dia duit baju tersebut mungkin di
pake untuk keperluan pribadi dan tidak di setorkan ke tempat konveksi.Singkat
cerita pendapat si J itu benar dan terbukti bahwa duit baju tersebut tidak
disetorkan ke tempat konveksi.Saya dan teman-teman saya yang lain pun kesal dan
segera meminta duit itu kembali,tetapi duit itu pun tidak segera di pulangkan
sampai berbulan-bulan.Nah,selang beberapa hari kemudian pas saya habis pulang
sekolah saya mendengar ada keributan di depan rumah saya,dan saya pun penasaran
dan langsung ke TKP! Dan pas saya tanya ke tetangga saya yang lain bahwa
keributan ini dipicu oleh karena sang ibunda si J tidak terima kalo duit baju
anaknya diselundupkan untuk keperluan pribadi si A” Cara Penyelesaiannya :
Akhirnya, masalah konflik kedua orang tua si A dan si Jdapat diselesaikan oleh
RT setempat dengan cara menasehati kedua pihak tersebut dan memberikan jalan
keluar yang terbaik.Dan sekarang pun si A sudah tidak tinggal di lingkungan
saya lagi. Sekian sampai disini aja yah ceritanya,mau tau cerita-cerita yang
lain? Tanya aja langsug sama sayanya! hihihi
3.KONFLIK AHMADIYAH DI INDONESIA
Peristiwa
yang baru terjadi adalah konflik antara umat Ahmadiyah sebagai salah satu
bentuk aliran/ ajaran agama baru dengan umat muslim Indonesia. Yang berakibat
besar pada keamanan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Ahmadiyyah atau sering juga ditulis dengan Ahmadiyah,
merupakan salah satu gerakan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad
(1835-1908). Ajaran ini lahir pada tahun 1889 disebuah kota kecil yang bernama
Qadian di Negara bagian Punjab, India. Para pengikut Ahmadiyah yang disebut dengan Ahamadi atau Muslim
Ahmadi, terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama ialah “Ahmadiyah
Muslim Jamaat” (jamaat Qadian). Pengikut kelompok ini di Indonesia
membentuk organisasi bernama Jamaat Ahmadiyah Indonesia, yang berbadan
hukum sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA 5/23/13 Tgl. 13-3-1953). Kelompok kedua ialah “Ahmadiyah Anjuman
Isha'at-e-Islam Lahore" (Ahmadiyah Lahore). Pengikut kelompok
ini di Indonesia membentuk organisasi bernama Gerakan Ahmadiyah Indonesia yang
berbadan hukum Nomor I x tanggal 30 April 1930. Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah
satu organisasi keagamaan internasional yang telah tersebar ke lebih dari 185
negara di dunia. Pergerakan Jemaat Ahmadiyah dalam Islam adalah suatu
organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional yang memiliki cabang di
174 negara tersebar di Afrika, Amerika Utara, Amerika
Selatan, Asia, Australia dan Eropa. Saat ini jumlah keanggotaannya di seluruh dunia
lebih dari 150 juta orang. Ajaran Ahmadiyah telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1925 di mulai dari
provinsi Sumatra Utara. Yaitu adanya pemuda muslim Indonesia yang menuntut ilmu
di India, tepatnya di daerah di mana ajaran Ahmadiyah berkembang. Dengan adanya
hal tersebut, banyak pemuda Indonesia yang di ajak bergabung dan ikut ke dalam
ajaran tersebut. Namun, sejak tahun 1980 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan
bahwa ajaran Ahmadiyah adalah sesat. Dan ditegaskan kembali pada tahun 2005
oleh MUI bahwa “ ajaran Ahmadiyah baik golongan Qodiyani maupun Lohore
keluar dari ajaran Islam, sebagai ajaran sesat dan menyesatkan”. Hal ini terjadi karena ajaran Ahmadiyah tersebut
memiliki bentuk ajaran yang sangat bertentangan dengan ajaran yang terkandung
dalam Al-Quran. Yaitu adanya pengakuan Mirza Ghulam
Ahmad sebagai seorang mujaddid (pembaharu) dan
seorang nabi yang tidak membawa syariat baru. Mengimani bahwa “Tadzkirah”
yang merupakan kumpulan sajak buatan Mirza Ghulam Ahmad adalah kitab
sucinya dan berkedudukan sederajat dengan Al-Quran sebagai kitab suci
dari nabi Muhammad SAW. Dan mengimani bahwa Rabwah dan Qadian
di India adalah tempat suci sebagaimana Mekah dan Madinah. Serta
bentuk-bentuk ajaran lainnya yang sangat bertentangan dengan ajaran yang
terkandung dalam kitab suci Al-Quran. Pertentangan pun terjadi antara umat muslim (islam) dengan umat jemaat
Ahmadiyah. Pelarangan dan pemutusan secara hukum terhadap ajaran Ahmadiyah
tidak menjadikan para penganut ajaran Ahmadiyah tersebut menghentikan kegiatan
ajaran keagamaan, namun menghiraukan saja kondisi tersebut. Hingga pada
akhirnya sering terjadi konflik dan pertikaian antara umat muslim Indonesia
yang tergabung dalam front pembela islam Indonesia dengan jemaat Ahmadiyah.
Pengrusakan, penghancuran, penganiayaan, perampasan segala bentuk benda dalam
kegiatan peribadatan sering kali terjadi. Sampai terjadinya pertumpahan darah
didalam konflik tersebut, baik dari pihak Ahmadiyah sebagai pemicu konflik dan
juga pihak muslim Indonesia. Ketegangan-ketegangan terus terjadi Karena umat
Ahmadiyah tetap saja bersikukuh terhadap pendiriannya, yaitu tetap menjalankan
kegiatan keagamaan di dalam masyarakat. Meskipun berdasarkan atas nama
Pemerintah Indonesia, Menteri Agama, Menteri Luar Negeri, dan Jaksa Agung
Indonesia pada tanggal 9 Juni 2008 telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama,
yang memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatannya
yang bertentangan dengan islam, dan merujuk para umat jemaat Ahmadiyah untuk
kembali ke dalam ajaran Islam yang hakiki dan sejati. Namun, segala bentuk konflik yang terjadi antar umat beragama dapat dicegah
dan dihentikan. Yaitu adanya pembinaan baik organisasi dan masyarakatnya agar
siap menerima perbedaan dan tidak memaksakan keyakinan. Selalu melakukan
menyelesaikan konflik ketegangan dengan jalur hukum secara tuntas.
Mengoptimalisasikan SKB (Surat Keputusan Bersama) dengan membuatkan
Undang-Undang baru terkait bentuk ajaran-ajaran baru (Ahmadiyah) atau aliran
sesat yang kerap kali menjadi pemicu konflik. Dan membuat dialog-dialog untuk
kepentingan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang bagi kerukaunan
beragama. Diutamakan dialog yang difasilitasi oleh pemerintah. Dan dengan
kesadaran pribadi tidak melakukan tindakan anarkis terhadap sesama dan mematuhi
setiap keputusan hukum yang keluarkan oleh pemerintah berkaitan dalam kehidupan
bermasyarakat dan beragama.
http://ukm-pp.blogspot.com/2011/02/konflik-ahmadiyah-di-indonesia.html
|
|
4.Pembunuhan Reffi Efek Persaingan
Pembunuhan terhadap
sesama anggota keluarga, dalam hal ini saudara sekandung, merupakan efek dari
sibling rivalry atau persaingan dan pertikaian saudara kandung. Komunikasi antara orang tua dan
anak-anaknya menjadi cara ampuh untuk menghindari konflik saudara sekandung.
Kasus pembunuhan yang dilakukan VNE, 20, terhadap Reffi Naldo, 13, adik
kandungnya, Senin (6/2) malam lalu,merupakan salah satu contoh terjadinya
persaingan serta pertikaian saudara sekandung. Psikolog forensik dari
Universitas Bina Nusantara Reza Indragiri Amriel menjelaskan, pada dasarnya
setiap keluarga yang memiliki anak lebih dari satu memang sangat lazim
terjadi sibling rivalry. Peran orang tua dalam mendidik dan mencegah konflik
sangatlah penting. Caranya tentu saja dengan menjalin komunikasi antara orang
tua dan anak-anaknya. ”Anak-anak akan mampu memecahkan masalah dengan akal
sehat, bila orang tua selalu menjalin komunikasi,” tukasnya. Komunikasi yang
baik diyakini akan menjadi daya tangkal terhadap sikap agresivitas seseorang
yang mengarah pada timbulnya kekerasan. Untuk kasus pembunuhan Reffi , Reza
menilai tidak lengkapnya keberadaan orang tua korban dan pelaku menjadi satu
masalah lain dan berpengaruh terhadap tumbuh- kembang anak. Namun, hal ini
sebenarnya dapat dicegah dengan lingkungan yang baik. ”Usia sang kakak masih
20 tahun, dalam usia ini tingkat emosi sangat labil,” ujarnya. Ketidaklengkapan
orang tua dan tingkat emosi yang labil, seharusnya mendapatkan perhatian
lebih dari orang tua serta lingkungan mereka tinggal. Reza menegaskan,
kasuskasus pembunuhan dalam keluarga memang bermula dari lingkungan yang
memang kurang sehat. Sementara itu,Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) Asrorun Ni’am Sholeh menuturkan, kasus kekerasan terhadap
anak atas dasar apa pun,apalagi hingga menyebabkan kematian, tidak bisa
ditoleransi. Meskipun sang kakak yang membunuhnya, pertanggungjawaban hukum
atas tindak pidananya harus dilakukan. “Kasus pembunuhan yang terjadi itu,
sebenarnya adalah puncak dari salahnya pendidikan keluarga dan lingkungan,”
tegasnya. Kondisi seseorang dinilainya merupakan buah dari pengasuhan
keluarga dan lingkungan yang kurang sehat.Bila dalam keluarga memang tidak
sanggup tanggung jawab, keluarga terdekat dan lingkungan harus berpartisipasi
dalam mengawasi dan memberikan pelajaran. Asrorun berharap ke depan perlu ada
kesadaran bahwa institusi keluarga merupakan benteng terkuat untuk memberikan
hak-hak anak.Di bagian lain,VNE mendatangi rumah sekaligus lokasi kejadian
pembunuhan di Jalan H Jian RT 4/7,Cipete Utara,Kebayoran Baru,Jakarta
Selatan, Kamis (9/2) malam. Dikawal dua polisi wanita, VNE yang mengenakan
kaus putih dan celana panjang hitam datang sesaat sebelum acara tahlilan
digelar keluarganya. VNE bergegas ke lantai dua menuju kamar untuk mengambil
sejumlah pakaian. “Dia datang meminta maaf kepada saya,karena telah pembunuh
adiknya,” ujar Asih, nenek korban dan tersangka.Menurutnya, sejak 2002 lalu
setelah sang ibu meninggal dunia, dirinya meminta kedua cucunya itu untuk
tinggal bersama. Wanita berusia 65 tahun ini tidak bisa menutupi kesedihannya
ditinggal Reffi yang sejak usia empat tahun telah dirawatnya. Bahkan,Asih
merupakan orang yang mengantar Reffi saat pertama duduk di bangku SD. Ketika
duduk di bangku kelas empat SD, Reffi enggan untuk kembali melanjutkan
sekolah lantaran malu tidak naik kelas. ”Saya tidak menyangka bila VNE yang
membunuh adiknya.Keluarga menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak
kepolisian,” ujarnya. Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Budi Irawan
menjelaskan, pihaknya berencana melakukan pemeriksaan kejiwaan VNE di Polda
Metro Jaya. AKBP Budi Irawan belum dapat memastikan kapan jadwal pemeriksaan
itu dilakukan, bergantung kesiapan penyidik. Terkait pendalaman motif
pembunuhan tersebut, AKBP Budi Irawan menyebutkan motifnya masih karena
dendam diejek sang adik ketika berebut kaus kaki. “Seandainya ada helmi
syarif _motif lain, kami
masih menyelidiki,” terangnya.
|
|
|
|
|
|
5.Penusukan Pendeta Bukan Konflik
Agama
Insiden tentang Pendeta
ditusuk yang beredar baru-baru saja ini bukan merupakan konflik agama.
Dijelaskan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Timur Pradopo mengatakan peristiwa
penusukan pendeta Hasean Lombantoruan merupakan aksi kriminal murni. Polisi
juga sudah berhasil menangkap dua dari delapan pelaku yang melakukan aksi
penyerangan terhadap pendeta HKBP tersebut.
Seperti yang
diberitakan sebelumnya, penusukan terhadap Pdt Sihombing terjadi saat ia sedang
berjalan kaki ketika hendak memimpin ibadah di HKBP Ciketing, Bekasi. Beberapa
saat sebelum tiba di gereja, pengendara sepeda motor datang dan menusuk perut
kanan Sihombing.
Jemaat Gereja Huria
Kristen Batak Protestan (HKBP) Bekasi menjadi korban penusukan oleh orang yang
tidak dikenal di daerah Ciketing Mustika Jaya, Bekasi. Usai penusukan, para
pelaku yang menggunakan motor langsung melarikan diri. Namun, dua pelaku
berhasil ditangkap.
6.KONFLIK POSO
Ada fakta sejarah yg
sangat menarik bahwa gerakan kerusuhan yg dimotori oleh umat Kristen di mulai
pada awal Nopember 1998 di Ketapang Jakarta Pusat dan pertengahan Nopember 1998
di Kupang Nusa Tenggara Timur kemudian disusul dgn peristiwa penyerengan umat
Kristen terhadap umat Islam di Wailete Ambon pada tanggal 13 Desember 1998. Dan
2500 massa Kristen di bawah pimpinan Herman Parino dgn bersenjata tajam dan
panah meneror umat Islam di Kota Poso Sulawesi Tengah pada tanggal 28 Desember
1998. Apakah peristiwa ini realisasi dari pidato Jendral Leonardo Benny Murdani
di Singapura dan ceramah Mayjend. Theo Syafei di Kupang Nusa Tenggara Timur?
Tetapi yg jelas Presiden B.J. Habibie yg menurut L.B. Murdani lbh berbahaya
dari gabungan Khomaeni Saddam Husein dan Khadafi baru berkuasa 6 bulan saja
sehingga perlu digoyang dan kalau perlu dijatuhkan. Apabila fakta-fakta ini
dikembangkan dgn lepasnya Timor-Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
Gerakan Papua Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka serta tulisan Huntington 1992
setelah Uni Sovyet yg menyatakan bahwa musuh yg paling berbahaya bagi Barat
sekarang adl adalah umat Islam; dan tulisan Jhon Naisbit dalam bukunya Megatrend
yg menyatakan bahwa Indonesia akan terpecah belah menjadi 28 negara
kecil-kecil; maka dapat disimpulkan bahwa peristiwa kerusuhan-kerusuhan
tersebut adl suatu rekayasa Barat-Kristen utk menghancurkan umat Islam
Indonesia penduduk mayoritas mutlak negeri ini. Kehancuran umat Islam Indonesia
berarti kehancuran bangsa Indonesia dan kehancuran bangsa Indonesia berarti
kehancuran/kemusnahan Negara Kesatuan Republik Indonesia . Oleh krn itu
penyelesaian kerusuhan/konflik Indonesia khususnya Poso tidak sesederhana
sebagaimana yg ditempuh oleh Pemerintah RI selama ini sehingga tiga tahun
konflik itu berlangsung tidak menunjukkan tanda-tanda selesai malah memendam
“bara api dalam sekam”. Hal ini bukan saja ada strategi global di mana kekuatan
asing turut bermain tetapi ada juga ikatan agama yg sangat emosional turut
berperan. Sebab agama menurut Prof. Tilich “Problem of ultimate Concern”
sehingga tiap orang pasti terlibat di mana obyektifitas dan kejujuran sulit
dapat diharapkan. Karenanya penyelesaian konflik Poso dgn dialog dan
rekonsiliasi bukan saja tidak menyelesaikan konflik tersebut sebagaimana pernah
ditempuh tetapi malah memberi peluang kepada masing-masing pihak yg berseteru
utk konsolidasi kemudian meledak kembali konflik tersebut dalam skala yg lbh
luas dan sadis. Konflik yg dilandasi kepentingan agama ditambah racun dari luar
apabila diselesaikan melalui rekonsiliasi seperti kata pribahasa bagaikan
membiarkan “bara dalam sekam” yg secara diam-diam tetapi pasti membakar sekam
tersebut habis musnah menjadi abu. Pada
tanggal 28 Desember 1998 Herman Parino membawa jemaahnya sebanyak 1.000 orang
utk memasuki Kota Poso tetapi dicegah oleh Polisi Brimob akibatnya mereka
berpencar di luar Kota Poso sebagian dari jemaat gereja meyerang Ummat Islam di
desa Buyung Katedo Kecamatan Lage Poso Kabupaten Poso. Penyerangan ini membunuh
warga Muslim dan membakar rumah-rumah orang-orang Islam. Jemaat gereja yg masih
berkeliaran di luar Kota Poso merasa belum puas terhadap penyerangan desa
Buyung Katedo pada tanggal 27 Mei 2000 maka mereka menyerang kembali umat Islam
di desa tersebut pada tanggal 3 Juli 2000 dgn jalan membunuh dgn sadis
anak-anak wanita-wanita dan orang-orang tua sebanyak 14 orang. Kemudian
membakar masjid dan rumah-rumah yg masih tersisa. Dalam peningkatan konsolidasi umat Kristen Gereja Kristen Sulawesi
Tengah membentuk Crisis Centre GKST dipimpin oleh Pendeta Renaldy Damanik.
Tidak lama setelah Crisis Centre berdiri maka umat Kristen menyerang Pondok
Pesantren Walisongo di desa Sintuwu Lemba Poso dgn membantai umat Islam dan
membakar pondok Pesantren tersebut. Pada
tanggal 6 Agustus 2001 171 orang delegasi Pendeta Kristen yg tergabung dalam
Gereja Kristen Sulawesi Tengah mendatangi Pemerintah Daerah Kabupatan Poso utk
menuntut supaya Kabupaten Poso dibagi dua 50 % utk umat Kristen dan 50 % utk
ummat Islam. Sesuai dgn
janji umat Kristen bahwa ummat Islam boleh kembali de daerah-daerah yg dikuasai
umat Kristen seperti kecamatan Tentena Poso dgn aman dan selamat; maka Drs.
Hanafi Manganti pulang ke daerah Tentena ternyata ia dibunuh dgn sadis; dan
bersamanya terbunuh pula seorang wanita muslimah. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 6 Agustus 2001. Pada
tanggal 20 Agustus 2001 umat Islam yg sedang memetik cengkeh di kebunnya di
desa Lemoro Kecamatan Tojo Kabupaten Poso diserang oleh 50-60 orang umat
Kristen yg berpakaian hitam-hitam membunuh dua orang Muslim dan mengobrak-abrik
rumah-rumah orang Islam. Pengungsi Laporan US Comitte of Refugees tentang
Indonesia yg diterbitkan Januari 2001 menyebutkan dalam kerusuhan/konflik Poso
yg terjadi selama tiga tahun belakangan ini pihak Muslim telah menderita secara
tidak seimbang. Dalam laporan itu disebutkan jumlah pengungsi akibat konflik
Poso kini sebanyak hampir 80.000 orang dan diperkirakan 60.000 orang adl
Muslim. Para pengungsi ini hidup
menderita tanpa kejelasan masa depan mereka; dan mereka kehilangan hak-haknya
berupa tanah kebun coklat cengkih kopra rumah harta benda bahkan nyawa
sanak-saudaranya. Bantuan makanan obat-obatan sangat terbatas sehingga penyakit
senantiasa menghantui mereka. Bantuan hukum umtuk meminta keadilan praktis
tidak ada. Bahkan nyawa mereka terancam tiap saat karena diserang pasukan
kelelawar Merah .
7.TRAGEDI AMBON-MALUKU BERDARAH
Tragedi berdarah di
Ambon dan sekitarnya bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Menurut Majelis Ulama
Indonesia (MUI), sebelum peristiwa Iedul Fithri 1419H berdarah, tercatat
beberapa peristiwa penting yang dianggap sebagai pra-kondisi, bahkan jauh ke
belakang pada tahun 1995. Beberapa peristiwa itu (sebagian) adalah sebagai
berikut.1)
15 Juni 1995: Desa
berpenduduk Islam, Kelang Asaude (Pulau Manipa), diserang warga Kristen Desa
Tomalahu Timur, pada waktu Shubuh. Penyerangan dikoordinasikan oleh empat orang
yang nama-namanya dicatat oleh MUI.
21 Pebruari 1996
(Hari Raya Iedul Fithri) : Desa Kelang Asaude diserang lagi. Serangan dilakukan
oleh warga Tomahalu Timur dengan menggunakan batu dan panah. Tiga hari
sebelumnya, serombongan orang yang dipimpin oleh sersan (namanya tercatat)
datang ke Desa Asaude, menangkap raja (kepala desa) berikut istri dan
anak-anaknya. Mereka menggeledah isi rumah dan menginjak-injak peralatan
keagamaan.
18 Nopember 1998:
Korem 174 Pattimura didemo. Sejumlah besar mahasiswa Unpatti (Universitas
Pattimura) dan UKIM (Universitas Kristen Indonesia Maluku), yang dimotori oleh
organisasi pemuda dan mahasiswanya menghujat Danrem Kolonel Hikayat.
Demonstrasi berlangsung dua hari. Mereka membakar beberapa mobil keamanan,
melukai tukang becak, dan merusak serta melempari kaca kantor PLN Cabang Ambon.
Jatuh korban luka-luka, baik di pihak mahasiswa maupun kalangan ABRI. Beberapa bulan sebelumnya,
berlangsung desas-desus dan teror. Isu pengusiran orang-orang
Bugis-Buton-Makassar (BBM) sudah beredar di tengah masyarakat yang membuat
gelisah banyak orang. Mereka kurang bisa membedakan suku Bugis dan Makassar.
Kedua suku ini sebenarnya adalah satu. Orang-orang Muslim suku lain
(non-Maluku) juga diisukan untuk diusir. Produksi pesanan senjata tajam
ditengarai sangat tinggi. Pesanan dilakukan oleh kelompok tertentu. Isu pengusiran BBM memang
berbau SARA, terutama yang menangkut suku dan agama. Entah bagaimana awalnya
dari dalam Gereja. yang tepat, isu BBM bertiup dengan kencang dari kalangan
Kristen, bahkan kabarnya disuarakan oleh Gereja.
Menjelang akhir Nopember
1998: Sekitar 200 preman Ambon dari Jakarta, yang bekerja sebagai penjaga
keamanan tempat judi pulang kampung. Merekalah yang memulai bentrok dengan
penduduk Ketapang (Jakarta). Karena umat Islam Jakarta marah, mereka dikepung.
Beberapa darinya tewas. Sejumlah besar yang lain diminta masyarakat agar
dievakuasi oleh aparat keamanan. Sebagian dari mereka - sekitar 200 orang -
inilah yang pulang ke Ambon.
8.Tragedi Semanggi
Korban tragedi semanggi I
Tragedi Semanggi menunjuk kepada dua kejadian protes masyarakat
terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa
yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi
Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998, masa pemerintah
transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil. Kejadian
kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 yang menyebabkan
tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh jakarta serta
menyebabkan 217 korban luka - luka.
Pada bulan November
1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa
untuk menentukan Pemilu berikutnya dan
membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan. Mahasiswa bergolak
kembali karena mereka tidak mengakui pemerintahan B. J. Habibie dan tidak percaya dengan para anggota DPR/MPR
Orde Baru. Mereka juga mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik serta
pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru.
Masyarakat dan
mahasiswa menolak Sidang Istimewa 1998 dan juga menentang dwifungsi ABRI/TNI. Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu
masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke
jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Peristiwa ini
mendapat perhatian sangat besar dari seluruh Indonesia dan dunia internasional. Hampir seluruh sekolah dan
universitas di Jakarta, tempat diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan
untuk mencegah mahasiswa berkumpul. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswa
mendapat perhatian ekstra ketat dari pimpinan universitas masing-masing karena
mereka di bawah tekanan aparat yang tidak menghendaki aksi mahasiswa.
9.Papua Konflik
Konflik Papua adalah etnis separatis pemberontakan di Indonesia , terutama di Papua dan Papua Barat provinsi di Pulau Nugini . Sejak penarikan penjajah
Belanda pada tahun 1963, Pejuang Papua Merdeka (OPM) organisasi telah melakukan kampanye tingkat
rendah serangan terhadap pos-pos pemerintah, bisnis, dan warga sipil. OPM
pendukung telah melakukan protes dan berbagai upacara pengibaran bendera untuk kemerdekaan atau federasi dengan Papua Nugini , dan menuduh pemerintah Indonesia kekerasan
sembarangan dan menekan kebebasan mereka berekspresi.Pada bulan Desember 1949,
pada akhir dari Revolusi Nasional Indonesia ,
maka Belanda sepakat untuk mengakui kedaulatan Indonesia atas wilayah bekas Hindia
Belanda , dengan pengecualian Barat New
Guinea , dimana Belanda terus terus sebagai Nugini
Belanda . Pemerintah Indonesia
nasionalis berpendapat bahwa itu adalah negara
penerus untuk seluruh Hindia Belanda dan
ingin mengakhiri kehadiran kolonial Belanda di Nusantara. Belanda berpendapat
bahwa orang Papua adalah etnis yang berbeda
dan bahwa Belanda akan terus mengelola wilayah sampai mampu menentukan
nasib sendiri. Dari 1950 tentang Belanda dan kekuatan Barat sepakat bahwa orang
Papua harus diberikan negara merdeka, namun karena pertimbangan global,
terutama pemerintahan
Kennedy keprihatinan untuk menjaga
Indonesia di situs mereka dari Perang Dingin , Amerika Serikat menekan Belanda untuk mengorbankan
kemerdekaan Papua dan mentransfer negeri ke Indonesia. Pada tahun 1962, Belanda sepakat untuk melepaskan wilayah itu
untuk sementara PBB administrasi ,
menandatangani apa yang disebut New York
Agreement , yang termasuk ketentuan bahwa plebisit akan dilakukan sebelum 1969. Militer Indonesia
diselenggarakan pemungutan suara ini, yang disebut Act of Free
Choice pada tahun 1969 untuk menentukan pandangan penduduk
di Papua dan masa depan Papua Barat, hasilnya adalah mendukung integrasi ke Indonesia . Dalam melanggar Perjanjian antara Indonesia dan
Belanda, pemungutan suara itu mengacungkan tangan di hadapan militer Indonesia,
dan hanya melibatkan 1025 orang, jauh lebih sedikit dari 1% dari mereka yang
seharusnya berhak memilih. Keabsahan suara tersebut maka dibantah oleh aktivis kemerdekaan,
yang melancarkan kampanye protes kekerasan terhadap pemerintah di Papua dan
Papua Barat. Para pemberontak prinsip
organisasi, Gerakan Papua
Merdeka (OPM), telah dituduh pelanggaran hak asasi manusia seperti penyanderaan, eksekusi , dan sabotase. [6] , sementara pemerintah Indonesia dituduh pelanggaran
HAM, seperti serangan pada OPM-simpatik warga sipil dan orang-orang
memenjarakan yang mengangkat OPM bendera
Bintang Kejora untuk pengkhianatan . [12] Perkiraan resmi adalah bahwa 150.000 orang Papua
(lebih dari 1% dari populasi) dibunuh oleh militer antara tahun 1963 dan 1983
saja [4] . Melalui program
transmigrasi , yang sejak tahun 1969 termasuk
migrasi ke Papua, sekitar setengah dari 2,4 juta penduduk Indonesia Papua lahir
di Jawa . [4] masyarakat seperti migran sering menjadi sasaran
serangan OPM, meskipun perkawinan meningkat dan keturunan transmigran telah datang
untuk melihat diri mereka sebagai "Papua" atas kelompok etnis orang
tua mereka. Pada tahun 2010, 13.500 pengungsi Papua tinggal di
pengasingan di negara merdeka tetangga Papua Nugini (PNG) [4] , dan kadang-kadang tumpahan memperebutkan
perbatasan. Sebagai hasilnya, Papua Nugini Angkatan Pertahanan telah membentuk patroli di sepanjang perbatasan barat
PNG untuk mencegah infiltrasi oleh OPM. Selain itu, pemerintah PNG telah
mengusir penduduk "pelintas batas" dan membuat janji ada aktivitas
anti-Indonesia kondisi untuk tinggal migran di PNG. Sejak akhir tahun 1970, OPM
telah membuat ancaman balasan terhadap proyek bisnis PNG dan politisi untuk
operasi PNGDF melawan OPM. [14] PNGDF telah melakukan kerjasama patroli
perbatasan dengan Indonesia sejak 1980-an,
meskipun operasi PNGDF terhadap OPM adalah " paralel "/
10.Konflik Sosial di Maluku
Rekonsiliasi dari Pasar Transaksi
PERISTIWA peledakan
bom untuk ketigakalinya di lokasi transaksi di Jalan Dr Tamela, Pohon Puleh -
Ambon, tidak menggoyahkan niat Jamal, 38 tahun, dan kawan-kawannya untuk tetap
berjualan di kawasan itu. Bom ketiga yang meledak di sebuah kios, meminta dua
korban jiwa dan belasan lainnya luka-luka. Teror demi teror itu tidak
menyurutkan nyali Jamal, pedagang sepatu dan pakaian, tetap berjualan. Namun,
tak lama kemudian Wali Kota Ambon MJ Papilaja mengeluarkan larangan bagi
pedagang berjualan di situ. Larangan itulah yang mencegah Jamal dan
kawan-kawannya terus berjualan di lokasi tersebut.
Penghidupan yang baru
saja dimulai, kini direnggut sudah. Omzet dagangannya bisa mencapai Rp 300.000
sehari. Sekarang nol besar. Di antara bangku-bangku kosong yang masih berjajar
di atas trotoar mereka hanya duduk-duduk menunggu nasib. Hanya segelintir
pedagang saja yang masih nekad menggelar dagangannya.
"Soal bom bagi
kita biasa saja. Kita tidak berbuat. Kita datang hanya untuk cari hidup. Tempat
ini juga bukan hanya transaksi tapi di sini kita bisa bertemu saudara dan
teman-teman, baik Muslim maupun Kristen. Mertua saya Nasrani. Saya baru-baru
ini saja bisa bertemu mertua saya, di sini, setelah hampir tiga tahun tidak
bisa bertemu," tutur Jamal.
John Edward, 60
tahun, penjual cermin dan alat-alat rumah tangga lainnya, melontarkan pendapat
yang sama. "Kami berjualan di sini tidak mencari musuh. Cari hidup. Cari
makan. Kalau soal bom, lapor saja pada aparat," ujarnya.
Papilaja
mengemukakan, larangan berjualan di lokasi transaksi itu terpaksa dikeluarkan
karena situasi keamanan tidak memungkinkan. Di situ anak-anak sekolah,
mahasiswa, angkutan kota, dan penjual berbaur sehingga aparat susah mendeteksi
kemungkinan terjadinya gangguan. Menurut Papilaja, para pedagang sudah sepakat
untuk pindah di ruas Jalan Latuhmahina yang diapit dua pos keamanan.
"Mereka sudah membuat komitmen untuk pindah," ujarnya.
11.Konflik Sampit
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang
tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan
Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura.[1] Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga
Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.[2] Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian,
dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal.[3] Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal
kepalanya oleh suku Dayak.
Latar
belakang
Konflik Sampit tahun
2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi beberapa insiden
sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir terjadi antara
Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas.[5] Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan
dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia.[6] Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi
Kalimantan Tengah.[3] Suku Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang
terus datang dari warga Madura yang semakin agresif. Hukum-hukum baru telah
memungkinkan warga Madura memperoleh kontrol terhadap banyak industri komersial
di provinsi ini seperti perkayuan, penambangan dan perkebunan.[3]
Ada sejumlah cerita
yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi mengklaim bahwa ini
disebabkan oleh serangan pembakaran
sebuah rumah Dayak. Rumor mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga
Madura dan kemudian sekelompok anggota suku Dayak mulai membakar rumah-rumah di
permukiman Madura.[5]
Profesor Usop dari
Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak dilakukan
demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang.[7] Selain itu, juga dikatakan bahwa seorang warga Dayak
disiksa dan dibunuh oleh sekelompok warga Madura setelah sengketa judi di desa
Kerengpangi pada 17 Desember 2000.[8]
Versi lain mengklaim
bahwa konflik ini berawal dari percekcokan antara murid dari berbagai ras di
sekolah yang sama.[9]
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik_Sampit
Kasus dugaan pembunuhan warga Kecamatan Mesuji, Ogan
Komering Ilir, Sumatera Selatan masih menjadi kontroversi. Ini merupakan ujung
dari masalah konflik sengketa tanah adat yang tak kunjung diselesaikan
pemerintah. Bagaimana kronologis kasus ini? Unggul, Wakil Masyarakat Desa
Sodong Mesuji Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan memaparkannya dalam
perbincangan berikut ini.
Apa sebenarnya yang terjadi
konflik atau sengketa lahan di Sodong sana?Jadi masyarakat ini
menuntut daripada berawal perjanjian pembangunan plasma. Plasma yang pada tahun
1997, itu pernah ada perjanjian pihak masyarakat dengan PT. Treekreasi
Margamulya itu dibangun plasma desa, lalu saat itu diserahkanlah 534 surat
keterangan tanggal 6 April 1997. Lalu setelah diberikan itu, dijanjikanlah
pembangunan plasma desa, pada tanggal 1 Juni 1997 dibuatlah peserta plasma desa
melalui KKPA-nya koperasi Makarti Jaya Desa Suka Mukti. Karena di Desa Sungai
Sodong itu belum ada koperasi saat itu, daftar peserta KKPA anggota plasma
Sungai Sodong itu sudah ditandatangani oleh kepala desa saat itu, camat Mesuji,
dan pihak perusahaan.
Yang menjadi penyebab akhirnya
menjadi konflik antar warga dengan perusahaan apa?Yang menjadi penyebab
konflik adalah plasma tersebut tidak ada realisasi, tidak diserahkan kepada
masyarakat secara baik. Jadi selama lima tahun itu tidak ada proses negosiasi
dan akhirnya ada juga dikeluarkan oleh perusahaan tanggal 26 Januari 2002
setelah adanya persoalan mungkin ditengah jalan, itu surat kompensasi
pergantian daripada lahan tersebut, nilai yang tertera. Jadi selama 10 tahun
GM-nya, yaitu A.M Vincent saat itu yang menandatangani tanggal 26
Januari 2002 bahwa perusahaan akan memberikan kompensasi selama 10 tahun kepada
pemohon plasma desa itu, kepada petani yang memiliki 534 surat tersebut, 1.068
hektar kalau bicara luasnya.
Ini kemudian yang berujung pada
konflik warga? Itu terjadi kapan?Iya. Sebenarnya tuntutan
masyarakat ini sudah berlangsung terus, tetapi mengacu kepada 2010 itu
masyarakat sudah mulai melalui koperasi yang dibangun sudah mengajukan surat
kepada pihak perusahaan, kepada pihak pemerintah, kepada DPR RI, juga kepada
DPD OKI, itu untuk menyelesaikan persoalan ini.
Bentrokan terjadi pada april
lalu?Pada tahun 2010 antara bulan sepuluh atau sebelas
masyarakat mulai menduduki, setelah ada negosiasi yang difasilitasi oleh
pemerintah. Saat itu pihak pemerintah, DPR masuk ke lahan di area PT. TM/
SWAitu juga pihak perusahaan datang beserta masyarakat, ada negosiasi tentang
itu. Setelah negosiasi itu, besoknya masyarakat menduduki lahan yang dituntut
sebanyak 633 hektar yang diduduki itu.
Setelah bentrokan itu, apakah
sudah ada penyelesaian baik secara hukum maupun lahannya itu?Yang
disayangkan itu kenapa sampai terjadinya namanya korban jiwa. Jadi di bulan
April itu, perusahaan sebelumnya sudah menurunkan PAM Swakarsa, tanggal 11 ada
warga Sungai Sodong, dari desa itu ingin keluar untuk membeli rondak, ditengah
jalan jam sebelas ditemukan masyarakat sudah dalam kondisi mengenaskan.
Ternyata informasi itu dilakukan oleh pihak keamanan PT, fakta itu masyarakat
ketakutan karena melihat kondisi korban itu, informasi terjadi pembalasan atau
penyerangan dari beberapa desa.
Bagaimana kondisi terakhir di
sana sampai saat ini?Kondisi terakhir, setelah melihat tayangan lagi yang
keluar informasi dari mass media ini justru makin membuat masyarakat resah
juga. Karena terlihat bahwa kelihatannya isu itu masyarakat akan ditangkap
karena kejadian pembalasan kepada pihak PT.
http://www.kbr68h.com/berita/wawancara/16618-inilah-kronologis-kasus-mesuji-sumsel-versi-warga-
13.Inilah Kronologi Konflik Korea Selatan dan Korea
utara
Perang antar dua
Korea pernah terjadi dari 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah
konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut “perang
yang dimandatkan” (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu
PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea
Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk Amerika
Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain
mengirimkan tentara di bawah bendera PBB. Sekutu
Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok, menyediakan kekuatan militer,
sementara Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang dan pilot pesawat, dan
juga persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di Amerika Serikat
konflik ini diistilahkan sebagai aksi polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah
perang, dikarenakan untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan perang. 25 Juni 1950 – artileri telah
diluncurkan, tank-tank dan pasukan infanteri Tentara Korea Utara mulai
menyerang Korea Selatan, sebuah kawasan di selatannya berseberangan haluan
secara politik, yang hanya dipisahkan garis imajiner 38˚. 4 Januari 1951 – Tentara Korea Utara
yang dibantu Cina berhasil menguasai Seoul. 27
Juli 1953 – Amerika Serikat, RRC, dan Korea Utara menandatangani persetujuan
gencatan senjata. Presiden Korea Selatan saat itu, Seungman Rhee, menolak
menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata
tersebut. Secara resmi, perang ini belum berakhir sampai dengan saat ini.
60 tahun kemudian
26 Maret 2010 – kapal perang Korea Selatan Cheonan tenggelam. Korsel menaruh
curiga pada Korut. Hubungan kedua negara memanas. 24 November 2010 – Korut melakukan serangan artileri ke
pulau Yeonpyeong yang menjadi markas militer Korsel. Sejak perang 1950-1953, Korea Utara dan Korea Selatan tak
pernah mengalami perang terbuka dan total, hanya ada serangkaian perang
terbatas. Meskipun kedua negara memiliki dukungan negara besar seperti Amerika
Serikat dan Uni Soviet (Rusia), tetap saja tak pernah terjadi perang berskala
dan intensitas besar maupun massif. Banyak pengamat yang mengatakan bahwa
perang kedua negara bersaudara ini adalah perang Proxy, atau perang yang tak
melibatkan kekuatan utama yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perang tahun 1950-1953 berakhir dengan tanpa
kemenangan, kecuali angka korban jiwa yang signifikan di kedua belah pihak.
Ketika itu, politik global masih bi-polar, Amerika Serikat dan Uni Soviet,
perang masih dalam tataran perang militer, kemajuan tekonologi dan peradaban
dunia tak sepesat sekarang. Ketika
beragam permasalahan bilateral kedua negara bersaudara ini makin kerap terjadi,
bisa saja pihak yang merasa terdzalimi, akan melakukan perlawanan. Siapa yang
menzalimi dan terdzalimi tentu subyektif bagi kedua negara. Hal sekecil apapun
bisa saja menjadi pemicu perang.
14.Ini Kronologi Bentrok Antar
Warga Di Palu
JAKARTA,
Jaringnews.com - Bentrok antar warga yang
terjadi di Kelurahan Nunu di Kecamatan Palu Barat dengan warga Kelurahan
Tavanjuka, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulteng, Sabtu (7/1) lalu,
sekitar pukul 07.15 WITA memakan korban jiwa. Tak hanya itu, sedikitnya dua
unit rumah di lokasi bentrok ikut terbakar.
Demikian rilis yang diterima Jaringnews dari Kepolisian Negara Republik
Indonesia Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri di Jakarta, Senin (9/1).
Dalam rilis tersebut dijelaskan, insiden hari Sabtu tersebut bermula dari
adanya letusan yang diduga dari senjata api pada pukul 04.00 WITA, yang membuat
warga Kelurahan dan Kelurahan Nunu keluar rumah. Akibatnya, konsentrasi massa
pun terjadi di masing-masing wilayah.
Lalu, sekitar 15 orang warga Kelurahan Tavanjuka memasuki Jalan Jati Kelurahan
Nunu, namun dapat dihalau anggota Polmas (Perpolisian Masyarakat) dan anggota
Polsek Palu Selatan dan Polsek Palu Barat yang segera menenangkan warga.
Namun pada pukul 07.15 WITA, sekitar 50 hingga 100 orang warga, dengan membawa
senjata tajam berupa parang, busur dan beberapa diantaranya membawa senapan
angin, dari arah Kelurahan Tavanjuka bergerak menuju Kompleks Perumahan Dinas
Transmigrasi di Kelurahan Nunu. Bentrok fisik pun tak terelakkan sehingga
mengakibatkan jatuh korban.
Adapun korban tersebut yakni Ridwan (33 tahun), warga Kelurahan Nunu yang
meninggal dunia akibat terkena tembakan senapan angin. Sementara itu, korban
luka-luka terdiri dari seorang anggota Polri bernama Briptu Much. Asrum (24
tahun) dari unit P3D Polres Palu terkena tembakan senapan angin, sebanyak 23
orang warga mengalami luka-luka akibat terkena tembakan senapan angin, serta 10
orang warga mengalami luka-luka akibat terkena senjata tajam.
Dalam penyisiran di lokasi insiden tersebut, kepolisian juga telah berhasil
melakukan penyitaan barang bukti berupa 97 buah busur panah, tiga buah pecahan
bom Molotov, dua butir proyektil senapan angin dan sebuah parang.
Untuk mencegah konflik berkelanjutan, Kapolda Sulteng mengundang pejabat
pemerintah daerah tingkat II dan pejabat kelurahan/kecamatan yang bertikai
untuk mencari solusi atas masalah yang terjadi.
15.KONFLIK
MESUJI
Polisi Halau
Warga Mesuji yang Berunjuk Rasa
BANDAR LAMPUNG--MICOM: Polisi memukul mundur warga
Mesuji, Lampung, yang berdemonstrasi serta membakar PT Barat Selatan Makmur
Invesindo. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
"Warga hanya membakar sisa-sia gedung yang sebelumnya pernah dibakar. Tapi
anggota kami menghalau massa hingga tidak ada kejadian yang serius apalagi
korban jiwa," kata Kapolda Lampung Brigjen Joedie Rooseto saat dihubungi
di Bandarlampung, Sabtu (25/2).
Konflik antara PT Barat Selatan Makmur Invesindo (BSMI) dengan warga Mesuji,
Lampung, Sabtu pagi, kembali terulang. Awalnya warga berunjuk rasa, kemudian
membakar sisa kantor dan mes perusahan itu.
Menurut Kapolda, pihaknya tetap melakukan pengamanan di titik rawan konflik di
Mesuji. "Mesuji, memang lokasi rawan konflik. Dengan segala keterbatasan
anggota kami yang bertugas di sana, kami tetap menjaga titik-titik yang rawan
itu," ujarnya.
Sebelumnya tokoh warga yang mewakili tiga desa di kawasan PT BSMI, Ajar
Etikana, meminta DPR segera kembali melakukan peninjauan ke kawasan perkebunan
sawit itu, untuk menemui masyarakat pemilik hak tanahadat. Menurutnya,
masyarakat hanya menginginkan hak guna usaha perusahaan dicabut sesuai dengan
rekomendasi tim gabungan pencari fakta (TGPF) beberapa waktu lalu. "Sekarang
ini, situasi di kawasan masih memanas," katanya.
Konflik PT BSMI dengan warga setempat berlangsung sejak 17 tahun lalu. Warga
menuntut adanya perbaikan dan ganti rugi plasma 7.000 hektare yang sebelumnya
dijanjikan oleh perusahaan. Namun perusahaan tidak memberikan ganti rugi itu
hingga pada November 2011 warga berusaha memanen lahan yang diklaim milik
mereka. (Ant/OL-01)
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/02/25/301098/126/101/Polisi-Halau-Warga-Mesuji-yang-Berunjuk-Rasa
16. 34 Korban Konflik Dirawat
di RSUD Jayapura
Jayapura (ANTARA News) - Sebanyak 34 warga Kabupaten
Tolikara, Papua, terpaksa harus diterbangkan ke Jayapura untuk dirawat intensif
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DOK II karena terluka parah akibat konflik
Pilkada yang terjadi di daerah itu .
Ke-34 warga itu diketahui sebagai pendukung calon Bupati John Tabo, sebagian
besar dari mereka terluka terkena anak panah di dada, perut, kepala, kaki,
bahkan ada yang . Di mana kebanyakan dari mereka terluka panah di bagian dada,
perut, kepala, kaki serta mata.
Menurut soerang pendukung John Tabo, Linus Yikwa, di Jayapura Jumat, masih ada
sekitar 40 lebih korban lagi yang akan di evakuasi ke Jayapura. Di mana
seluruhnya terkena luka panah yang sangat serius, sehingga harus dirawat secara
intensif.
Konflik itu, kata Linus, dipicu terjadinya pergantian antar waktu (PAW) KPU
lama, langkah yang tidak diinginkan oleh pendukung John Tabo.
Sementara pendukung Usman menginginkan KPU baru harus melaksanakan pelaksanaan
Pilkada di Kabupaten Tolikara.
Akibat konflik yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Pilkada yang dijadwalkan
akan berlangsung pada Jumat (17/2) terpaksa ditunda hingga batas waktu yang
belum ditentukan.
"Pilkada Tolikara ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan. Nanti
akan dilihat perkembangan kondisi di lapangan bila sudah kondusif dapat
dilanjutkan," kata Ketua KPU Provinsi Papua, Benny Sweny.
(KR-ALX)
Editor: Suryanto
16.KONFLI K
AGRARIA
141 Korban
Akibat Konflik Lahan Sawit di Riau
Dua tahun terakhir, tercatat 141 korban akibat konflik agraria, khususnya
antara warga tempatan dengan perusahaan kepala sawit di Riau. Dari jumlah itu,
seorang petani tewas akibat mempertahankan lahan mereka yang dicaplok
perusahaan sawit di Kabupaten Kuantan Singingi.
Demikian diungkapkan Koordinator Forum Nasional Serikat Petani Kepala Sawit
(SPKS) Mansuetus Darto dalam diskusi dengan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan
Jaringan Masyarakat Gambut Riau (JMGR) di Pekanbaru, Rabu (22/2).
Menurutnya, konflik agraria di perkebunan kelapa sawit seakan tidak pernah
surut dari tahun ke tahun. Apalagi Riau merupakan wilayah yang memiliki posisi
secara nasional penghasil CPO (crude palm oil). Hampir 40 persen CPO nasional
dipasok dari Riau, namun daerah ini juga tercatat sumber konflik paling besar
dalam kebun sawit.
"Kita menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi (Pemprov) maupun Pemerintah
Kabupaten/kota di Riau yang tidak segera merespon konflik agraria antara warga
petani dengan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit," tukasnya.
Padahal, imbuh Darto, Direktorat Jenderal Perkebunan telah menyurati Kepala
Daerah untuk segera menyelesaikan konflik lahan perkebunan di daerahnya
masing-masing.
Hal senada diungkapkan Sekjen Jaringan Masyarakat Gambut (JMG) Riau, Irsyadul
Halim. Dikatakannya, dalam kurun waktu Januari-Pebruari di Riau terjadi
sebanyak 11 kasus konflik lahan perkebunan sawit.
Kasus terakhir konflik antara puluhan sekuriti PT Mazuma Agro Indonesia (MAI)
dibantu puluhan BKO Brimob Polda Sumatera Utara (Sumut) dengan warga Desa
Batang Kumu, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Dari kejadian
itu, enam warga mengalami luka tembak peluru karet oknum Brimobsu tersebut.
"Konflik lahan atau konflik agraria di Riau ini jika tidak segera
ditangani akan menjadi "bom waktu"," ungkap Halim lagi. (dw)
18. KONFLIK KELUARGA
Jason menemukan adik istrinya benar-benar
menjengkelkan. Sara, istrinya, sangat dekat dengan adiknya. Mereka berbicara
beberapa kali seminggu di telepon, dan dia datang hampir setiap hari Minggu
sore. Sara tahu bahwa Jason terganggu oleh kakaknya, tetapi tidak pernah tahu
mengapa. Jason menjadi marah setiap kali dia datang dan selalu meninggalkan
ruangan. Sara dan ia sering bertengkar Minggu malam setelah kakaknya pergi.
Pada suatu hari Minggu, adik Sara tinggal untuk makan
malam, dan Jason jelas kecewa. Dia terus emosi untuk dirinya sendiri sampai dia
pulang, tapi kemudian ia berteriak pada Sara. "Kenapa kakakmu harus selalu
datang dan menghancurkan hari Minggu kita? Ini hari yang kita miliki bersama
dan dia reruntuhan untuk saya "Setelah mereka berbicara tentang hal itu
lagi!, Yang keluar bahwa apa yang benar-benar terganggu Jason paling tentang
adik Sara adalah timing-nya. Minggu adalah hari pertama ia benar-benar
diandalkan untuk bersantai, dan ia merasa ia harus menjadi tuan rumah ketika
kakak Sara sudah berakhir. Dia ingin duduk di kursi ruang duduk dan
mendengarkan CD-nya tanpa perlu khawatir tamu.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://life.familyeducation.com/marriage/family/45602.htm
18. Konflik Pribadi Antara Luis Suarez dengan
Patrice Evra
Tampaknya luka kecewa Luis Suarez
belum sembuh. Aku coba memakluminya. Dihukum tak boleh tampil 8 pertandingan
karena Patrice Evra ‘cerewet’ melaporkan adanya 7 kali hinaan “negro” dalam
laga tahun lalu, tanpa sedikitpun mendengar pembelaan Luis bahwa kata2 itu
adalah reaksi atas sebutan “latino” dari Patrice, tentu saja Luis kecewa, dan
seluruh punggawa Liverpool dan fans the Reds di seluruh dunia. Tidak heran,
saat Man. United takluk 2-1 di Anfield
beberapa pekan lalu dalam laga Piala FA, seluruh stadion berteriak huuuu…setiap
kali Patrice kuasai bola. Dan lihatlah puas wajah Luis kala itu. Tak ada yang
lebih hepi dari Luis malam itu.Barusan di Old Trafford, hasil akhir berbalik ke
sisi Patrice.Tak ada yang lebih hepi darinya. Dia malah secara provokatif berselebrasi
di samping Luis yang berjalan gontai keluar lapangan setelah timnya takluk 2-1.
Hampir saja terjadi insiden tawuran ala liga Indonesia karena teman2 Luis yang
tak terima Patrice selebrasi lebay.Semuanya bermula sebelum laga dimulai. Sesi
saling jabat tangan sebelum laga sungguh
emosional. Luis membiarkan tangan Patrice galau di udara saat dia langsung skip
ke tangan De Gea. Patrice hanya sempat separuh maksa mencengkeram lengan Luis
dan dikibas begitu saja. Ohh, dua pemain pro ini belum berdamai rupanya.
Padahal sebelum laga bahkan Kenny Dalglish jamin bahwa Luis bakal salaman
dengan Patrice.Barangkali bakal ada banyak kecaman bagi Luis setelah adegan
malam ini. Mungkin juga kecaman bagi Patrice yang coba provokasi di akhir laga.
Dalam banyak kesempatan Luis sering bilang bahwa persoalan dalam lapangan
sebaiknya berhenti sejak tiup panjang wasit. Tetapi Patrice yang merasa begitu
terhina memilih membawanya ke meja komisi disiplin. Dan isu rasisme itu telah
menghukum Luis 8 laga tak boleh tampil. FA berlebihan? Patrice berlebihan? Atau
Luis yang tak bisa mengontrol kata-katanya? Entahlah… Barangkali bagi Luis
permusuhan dengan Patrice memang tak bakal ada damai semenjak Patrice sendiri
yang pertama melontarkan hinaan “latino”. Bukankah Latino juga merupakan ras
tersendiri? Lalu kenapa hanya Negro yang dibela? Apakah sejarah panjang
perbudakan Negro yang membuat ras Eropa begitu merasa bersalah dan perlu
terus-menerus memulihkan luka Negro dengan menghukum siapa saja yang menghina
Negro meskipun tak sedikit juga Negro yang mulai duluan? Maaf, sebutan Negro
dariku tanpa tendensi apa-apa, hanya menyebut ras begitu saja.Aku berharap kubu
Man. United maupun kubu Liverpool melakukan upaya damai antara klub, tanpa
melibatkan otoritas sepakbola Inggris. Atau lebih baik lagi tak perlu libatkan
klub. Cukup beberapa sahabat Luis dan Patrice bersama2 mencari moment yang
tepat supaya keduanya berjabat tangan dan berpelukan. Entah itu sambil ngopi
atau minum2 wine atau bir di hari-hari rehat pertandingan. Atau perlukah
bantuan damai dari kucing Anfield? Ehh…Salam damai untuk semua pecinta
sepakbola. Fans Man. United dan Liverpool di Indonesia tetap saling jabat damai
ya…
http://dwipaakgas14.blogspot.com/2012/02/konflik-luis-suarez-antara-patrice-evra.html
19. . Konflik Pribadi Lilit SBY-Sultan
Hubungan Presiden SBY dengan Gubernur DIY Sri Sultan
Hamengku Buwono X kembali menegang. Konflik kedua tokoh itu telah berlangsung
lama sejak menjelang Pilpres 2009 lalu.Konflik bermula saat Sultan menyatakan
kesiapan dirinya menjadi calon presiden bertarung dengan SBY bila rakyat
menghendakinya. Sejak saat itu, SBY dan Sultan jarang tampil bersama.
Bahkan saat raja-raja di Nusantara yang tergabung
dalam Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara (FSKN) dikumpulkan Presiden SBY di
Istana pada 29 November 2008 lalu, Sultan HB X tidak diundang. SBY hanya
mengundang 57 raja se-Indonesia, dan tidak termasuk Sultan.Mereka yang diundang
antara lain berasal dari Riau, Kepri, Sumsel, Sumbar, Lampung, Jatim Madura,
Bali, NTB, NTT, Kalbar, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sumbar, Maluku, dan Papua
Barat. Namun, Sultan tidak terlihat di antara undangan yang hadir.
Sultan mengaku tidak tahu alasan kenapa tidak diundang
di acara itu. Meskipun tidak hadir dalam acara FSKN tersebut, Sultan menyatakan
sampai saat ini dirinya masih menjadi anggota forum tersebut.Kemudian, SBY
melancarkan sindiran terhadap Sri Sultan HB X yang tak datang pada acara raker
gubernur yang diselenggarakan di Depdagri pada 11 Desember 2008. Sultan hanya
mengutus Wagub DIY, Sri Pakualam IX.
Kini, dua tokoh itu kembali bersitegang. Presiden SBY
menganggap pemerintahan Yogyakarta yang dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono X
monarki.“Situasi yang lalu (saat pilpres) ada suatu konflik antara Sultan dan
presiden. Semestinya, itu normal saja dalam situasi politik, dan tidak
dibawa-bawa dalam urusan yang lebih strategis dan luas,” kata Anggota Komisi II
DPR RI Arif Wibowo di Jakarta, Senin 29 November 2010.
Anggota Fraksi PDIP ini menjelaskan, pada pasal 18 UUD
1945 telah mengatur kekhususan suatu daerah. Termasuk sistem pemilihan melalui
penetapan Kepala Daerah Yogyakarta merupakan kekhususan yang dimiliki
Yogyakarta. Selaku negara demokrasi, penerapan kekhususan daerah terjadi juga
di daerah Aceh, Papua maupun Jakarta.
“Jadi apa yang menjadi masalah, justru kita khawatur
presiden mempolitisasi UU ini, ini yang tidak sehat. Kalau itu ada urusan
pribadi ya diselesaikan secara pribadi,” imbuhnya.
Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan
Otonomi Daerah, Velix Vernando Wanggai mengatakan, Presiden SBY menghargai
keistimewaan DI Yogyakarta. Dia meminta bentuk keistimewaan ini tidak dimaknai
secara sempit pada rekrutmen kepala daerah saja.
“Keistimewaan Yogyakarta ini tidak hanya dimaknai
secara sempit pada rekrutmen kepala daerah saja, namun filosofi utama adalah
negara mengakomodasi prinsip keistimewaan Yogyakarta ke dalam sisi kewenangan
yang luas dan kewenangan khusus,” jelas Velix.
Ia mengatakan, negara juga mengakomodasi kelembagaan
pemerintahan daerah yang menghargai warisan tradisi, keuangan daerah,
kebudayaan, pertanahan dan penataan ruang, serta kehidupan demokrasi lokal.
Pada prisinsipnya, pemerintah ingin menggabungkan tradisi keraton dengan sistem
demokrasi yang berkembang sekarang ini. Namun, bukan berarti ingin membenturkan
tradisi di DIY dengan sistem demokrasi yang dianut.
20. KONFLIK
SEKOLAH
Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar
remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu
dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa
perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Pemicunya
yaitu biasanya dendam.Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa
tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang
dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah
tersebut.Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar
permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama
yang masih rendah. Sebagaimana kita tahu bahwa materi pendidikan sekolah di
Indonesia itu cukup berat . Akhirnya stress yang memuncak itu mereka tumpahkan
dalam bentuk yang tidak terkendali yaitu tawuran.Dari aspek fisik,tawuran dapat
menyababkan kematian dan luka berat bagi para siswa. Kerusakan yang parah pada
kendaraan dan kaca gedung atau rumah yang terkena lemparan batu.sedangkan aspek
mentalnya , tawuran dapat menyebabkan trauma pada para siswa yang menjadi
korban, merusak mental para generasi muda, dan menurunkan kualitas pendidikan
di Indonesia.Setelah kita tahu akar permasalahannya , sekarang yang terpenting
adalah bagaimana menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini.
Dalam hal ini, seluruh lapisan masyarakat yaitu, orang tua , guru/sekolah dan
pemerintah.Pendidikan yang paling dasar dimulai dari rumah.Orang tua sendiri
harus aktif menjaga emosi anak..Orang tua seharusnya tidak mendikte anak,
tetapi memberi keteladanan.Tidak mengekang anak dalam beraktifitas yang
positif. Menghindari kekerasan dalam rumah tangga sehingga tercipta suasana
rumah yang aman dan nyaman bagi tumbuh kembang si anak Menanamkan dasar-dasar
agama pada proses pendidikan. Tidak kalah penting adalah membatasi anak melihat
kekerasan yang ditayangkan Televisi. Media ini memang paling jitu dalam proses
pendidikan.Orang tua harus pandai-pandai memilih tontonan yang positif sehingga
bisa menjadi tuntunan buat anak.Untuk membatasi tantonan untuk usia remaja
memang lumayan sulit bagi orang tua.Karena internetpun dapat diakses secara
bebas dan orang tua tidak bisa membendung perkembangan sebuah teknologi Filter
yang baik buat anak adalah agama dengan agama si anak bisa membentengi dirinya
sendiri dari pengaruh buruk apapun dan dari manapun.Dan pendidikan anak tidak
seharusnya diserahkan seratus persen pada sekolah.Peranan sekolah juga sangat
penting dalam penyelesaian masalah ini. Untuk meminimalkan tawuran antar pelajar,
sekolah harus menerapkan aturan tata tertib yang lebih ketat, agar siswa/i
tidak seenaknya keluyuran pada jam – jam pelajaran di luar sekolah. Yang kedua
mengkondisikan suasana sekolah yang ramah dan penuh kasih sayang . Peran guru
disekolah semestinya tidak hanya mengajar tetapi menggatikan peran orang tua
mereka. Yakni mendidik..Pemerintah harus tegas dalam menerapkan sanksii hukum
Berilah efek jerah pada siswa yang melakukan tawuran sehingga mereka akan
berpikir seratus kali jika akan melakukan tawuran lagi.Karena bagaimanapun
mereka adalah aset bangsa yang berharga dan harus terus dijaga untuk membangun
bangsa ini. (http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/fenomena-tawuran-antar-pelajar)
PENUTUP
Dengan usaha dan kerja keras kami dalam pembuatan
kliping ini,akhirnya kami dapat menyelesaikan kliping ini dengan tepat pada
waktunya dan semaksimal mungkin sebagai tugas KEWIRAUSAHAAN pada materi
pembelajaran MENGELOLA KONFLIK. Semoga kliping ini bisa bermanfaat untuk para
pembaca dan tentunya bagi kami sendiri, dan dari kliping ini semoga pembaca
dapat mengetahui jenis-jenis konflik yang terjadi di sekitar tempat tinggal
kita. Untuk itu demi kemajuan kliping kami pada tugas-tugas mendatang, saran
dan kritik akan selalu terbuka untuk kami. Dan apabila terdapat kesalahan
penulisan, ejaan kata dan lain sebagainya kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum.wr.wb.